Rabu, 25 Februari 2009

Batik Asti Diambil dari Ashadi dan Tutik


BATIK ASTI yang beralamat di Pesindon III/5 A, mungkin sebagian masyarakat Pekalongan sudah mengenalnya. Namun, apa arti 'Asti' dan latar belakang hingga dinamakan Batik Asti. Mungkin internal keluarga dari produsen Batik Asti saja yang mengetahui.
Ketika pemilik Batik Asti, Tutik Susetiowaty dihubungi Radar, Selasa (23/9) mengatakan, Asti diambil dari nama suaminya Ashadi, dan dirinya. "Jadi, kalau Ashadi digabung dengan Tutik disingkat menjadi Asti," ucapnya tersenyum.
Usaha batiknya diberi nama Batik Asti, kata Bu Tutik-sapaan akrabnya, karena usaha memproduksi batik dirintis bersama-sama dengan suaminya. "Setelah saya nikah, saya bersama suami memproduksi batik sampai sekarang," kenangnya.
Namun mengenai seluk-beluk batik, Bu Tutik mengaku sudah mengenal sejak kecil. Itu karena orang tuanya adalah pengusaha batik juga. Sehingga batik, baginya bukan hal baru. Bahkan batik, bagi Tutik sudah 'mendarah daging'. Sebab dirinya dinafkahi dari usaha batik.
Bu Tutik mengakui, bila modal awal yang dipakai untuk memproduksi batik berasal dari bantuan orang tuanya. Dari sedikit demi sedikit, akhirnya menjadi besar seperti saat ini. "Alhamdulilah Mas (hingga usaha besar)," jawabnya.
Untuk menjadi yang sekarang ini, Bu Tutik mengaku tidak mudah. Meskipun orang tuanya adalah pengusaha batik, dan orang tua dari suami juga seorang pengusaha batik. Namun usaha yang dirintis bersama suaminya dikerjakan berdua. "Jadi susah senang kami lakukan bersama," ungkapnya.**'Dibabarkan' Orang Lain**
Bu Tutik menjelaskan, kalau awal-awal usaha batik, semuanya dikerjakan olehnya dan suami. Seiring dengan perjalanan waktu, kini untuk proses produksi batik dibabarkan (dikerjakan) orang lain. Namun untuk penjahitan menjadi baju batik ditangani sendiri. "Saya punya tukang menjahit. Jadi mereka yang menjahit."
Meski proses produksi batik dikerjakan orang lain, lanjut Bu Tutik, namun dirinya tidak bisa dibohongi mengenai kualitas kain batik. "Karena saya sejak kecil sudah berurusan dengan batik. Jadi memahami kualitas batik," ungkapnya.
Ditanya soal unggulan Batik Asti? Bu Tutik menyebut, bila unggulannya adalah hem batik. Kendati yang lain juga termasuk unggulan, seperti blus, dan selendang.
Soal harga? Bu Tutik menyebut, tergantung dari bahan yang dipakai, serta kerumitan dalam memproduksi batik. "Tentu kalau bahannya katun lebih murah bila dibandingkan dengan sutra. Kalau sutra lebih mahal," tukasnya.
Sedangkan mengenai pemasarannya? Bu Tutik mengaku menjual produk batiknya di Grosir Setono, Grosir Pantura, dan memasok produk di Semarang dan di Jakarta. "Selain menjual produk secara eceran di grosir, juga memasok produk batik di Semarang dan di Jakarta," tutur Bu Tutik mengakhiri pembicaraan. (Abdurrahman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar