Minggu, 15 Februari 2009

Lestarikan Batik Dengan Pendidikan




PEKALONGAN – Hari Sabtu (14/2) bertempat di Museum Batik Pekalongan diselenggarakan pertemuan pembahasan mengenai Pendidikan dan Pelatihan (Best Practice) Budaya Batik. Acara yang mengundang seorang narasumber yang sekaligus pakar budaya batik, Gaura Mancacarita Dipura, ini dibuka dengan sambutan dari Wali Kota Pekalongan, dr HM Basyir Ahmad. Selain itu, acara yang dilaksanakan dalam rangka persiapan penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan (Best Practice) Budaya Batik Bagi Anak-anak Sekolah ini juga mengundang Iman Sucipto Umar, selaku Ketua Umum yayasan Kadin Indonesia.Adapun susunan acara yakni dengan dua sesi diskusi dan dilanjutkan dengan presentasi mengenai konsep nominasi pendidikan dan pelatihan budaya batik oleh Gaura. Gaura mengatakan, sebagai negara yang telah meratifikasi Konfensi Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda (Convention On The Saveguarding IntangibleCultural Heritage), Indonesia harus melakukan langkah-langkah penyelamatan warisan budaya diantaranya dengan pembuatan inventori.Dalam rangka pembuatan inventori, saat ini Departemen Budaya dan Pariwisata (Depbudpar) sedang mengupayakan untuk memasukkan batik sebagai produk karya budaya ke dalam Peta Kebudayaan Indonesia.Sedangkan acara yang berlangsung di Museum Batik Pekalongan Sabtu lalu ini merupakan sebuah upaya untuk melestarikan batik melalui jalur pendidikan. "Dengan adanya pelatihan bagi anak-anak sekolah maka diharapkan ada generasi-generasi baru yang muncul, dan apabila hal ini dilakukan setiap tahun maka kelestarian batik akan tetap terjaga," ucap Gaura.Selain seminar, dalam acara tersebut juga dilakukan semacam pengenalan dan pelatihan batik kepada para siswa sekolah. Diantaranya kepada siswa TK Masyithoh dan siswa SMP 1 Pekalongan. Tampaknya pengenalan batik kepada para siswa mendapat respons yang positif. Terlihat mereka sangat asyik melakukannya seperti menyolet dan ngeblok kain mori dengan malam.Salah satu siswa SMP 1 Pekalongan mengaku di sekolah mereka juga mendapatkan pelajaran keterampilan batik. “Pelajaran batik sebagai mulok,” ujar salah satu siswa yang saat itu sedang mengerjakan proses nyolet. Saat ini yang sedang direncanakan oleh bangsa Indonesia adalah mendirikan sekolah khusus batik. Hal tersebut bisa berbentuk akademi atau sebagai salah satu jurusan pada lembaga pendidikan tinggi yang telah ada seperti Institut Seni Indonesia. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar