Kamis, 05 Februari 2009

Cepagan Cikal Bakal Tumbuhnya Sentra Kerajinan di Batang


SELAIN Desa Pakumbulan Kec Buaran Kab Pekalongan yang dikenal sebagai sentra hadycraft. Ternyata di Desa Cepagan Kec Warungasem Kab Batang juga ada aktivitas pembuatan kerajinan tangan seperti mambuat plismate, dan Sajadah Akar Wangi.
Hal tersebut bisa menjadi cikal bakal tumbuhnya sentra kerajinan di Batang. Apalagi bila pemerintah daerah setempat memiliki kepedulian untuk mengangkat handicraft hasil warganya. Tentunya akan mendongkrak pamor Desa Cepagan.
Salah satu yang menekuni usaha handicraf, adalah Rozi. Bapak satu anak ini menekuni handycraft sejak lama. Awalnya Ia mengaku mengikuti trend masyarakat sekitarnya yang membuat kerudung ATBM."Saat itu, sekitar tahun 1990-an, kerudung ATBM lagi jaya-jayanya. Permintaan dari Bali sangat banyak, bahkan warga sini sempat tak menyanggupi pesanan kerudung karena banyaknya pesanan," ucap Rozi yang ditemui di rumahnya.
Namun kejayaaan itu tidak berlangsung lama seiring terjadinya krisis ekonomi tahun 1997. Permintaan menurun, sampai kondisi sekarang. "Permintaan ada. Tapi tak seramai dulu," ungkapnya.
Mengisi kekosongan karena menurunnya permintaan, Rozi mengisinya dengan menerima pesanan mengerjakan pesanan sajadah akar wangi, serta plismate. Ia menerima pesanan dari Pengusaha Eksportir Pekalongan yang selalu melakukan transaksi ke luar negeri. "Oleh agen diekspor ke Timur Tengah. Sebut saja Turki, Mesir, dan Dubai," tandasnya.
Biasanya Eksportir Pekalongan itu, beber Rozi, ketika menerima order dari luar negeri dengan jumlah banyak. Sehingga untuk mengerjakannya dibagi ke beberapa pengrajin, baik pengrajin yang berada di Pakumbulan, dan Cepagan. "Saya biasanya kebagian 1000 unit sajadah akar wangi," bebernya.
Rozi mengaku tak kesulitan mendapatkan bahan baku, baik akar wangi maupun benang. Sebab ada pemasok bahan baku. Yang menjadi hambatan adalah terbatasnya modal yang dimiliki. Serta tekanan harga dari Eksportir Pekalongan.
"Kalau Saya minta harga cukup tinggi ditolak. Karena yang mengerjakan pesanan...sekarang sudah banyak. Makanya para perajin handycraft itu tak memiliki bergaining. Kita selalu kalah kalau dibenturan harga," keluhnya.
Sehingga yang terjadi, para perajin handicraft menyanggupinya walaupun berat. Sebab keuntungan yang diperoleh sangat kecil. Serta memikirkan agar pekerjanya tidak menganggur, karena tidak ada pekerjaan. "Kalaupun keuntungan kecil, kita terima asal buruh tetap bekerja," akuinya.
Selain itu, yang dikeluhkan lagi. Perajin handicraf akar wangi kesulitan untuk menjemur karena sering hujan. "Kalau akar wanginya basah. Maka tidak bisa ditenun. Akibatnya pekerja terancam menganggur," keluhnya lagi. (dur)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar