Rabu, 01 Juli 2009

Para Pedagang Batik Ngaku Omzetnya Capai Jutaan Rupiah


BISNIS eceran batik di Pasar Grosir Setono Pekalongan, hingga saat ini terus berkembang. Para perajin dan pedagang batik yang berjualan di pasar grosir mengaku, omzetnya mencapai jutaan rupiah.
Tingginya nilai transaksi penjualan batik tersebut menyebabkan penambahan kios bertambah. Bahkan, di sebelah barat telah dibangun toko batik.
Pengelola Grosir Setono, Drs Soni Hikmalul MSi mengatakan, omzet perdagangan batik di pasar grosir sangat tergantung pada hari-hari kegiatan besar masyarakat.
Pada bulan Ramadhan hingga pasca-Lebaran misalnya, biasanya omzet Rp 2 juta per hari diperoleh perajin atau pedagang. Bulan yang ramai lainnya adalah masa panen tembakau atau panen padi. "Musim hujan yang menyebabkan tanaman petani kebanjiran turut mengurangi omzet penjualan batik," ucapnya.
Soni Hikmalul mengemukakan, pasar grosir ini dipenuhi perajin maupun pedagang yang banyak menjual produk batik Pekalongan seperti busana wanita, baju, celana, perlengkapan aksesori rumah tangga seperti kain seprei, sarung bantal, dan sebagainya.
Konsep awal pasar grosir ini hanya untuk perdagangan produk batik, namun belakangan usaha konveksi mulai bergabung. Pasar Grosir Setono juga mulai ditiru swasta lain dengan membangun pasar serupa di lokasi lain.
“Sudah terdapat tujuh pasar grosir batik di Pekalongan dan sekitarnya. Pasar grosir terbesar adalah Pasar Setono, Gamer, Pantura, dan Bondansari," kata Soni Hikmalul.
kata Soni Hikmalul mengatakan, perdagangan batik di pasar grosir ini sudah melebar. Pembeli tidak hanya warga Jawa Tengah, tetapi juga sudah banyak pedagang besar dari berbagai provinsi. Pedagang dari mancanegara pun mulai melirik dan mencari pakaian batik dari Pekalongan. (dur)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar