Rabu, 01 Juli 2009

Dari Museum Batik ke RM Puas, Rombongan Terpuaskan


Media Radar Pekalongan dan Radar Tegal, Sabtu (27/6) menerima kunjungan tamu istimewa. Itu karena mendapat kunjungan mitranya dari Jakarta. Seperti apa?
LAPORAN : ABDURROHMANDari : Pekalongan
SEKIRA jam 02.00 WIB, mitra Radar Pekalongan dan Radar Tegal tiba di Kota Pekalongan. Rombongan tersebut lalu di jemput GM Radar Pekalongan Ade Asep Syarifuddin, Manager Iklan Rosikin, serta GM Radar Tegal M Sukron, Manager Iklan Arifin dan Wawan Setiawan dari bagian redaksi di Radar Tegal.
Dengan suasana penuh keakraban, baik rombongan dari Jakarta dan Radar Pekalongan dan Radar Tegal bertepuk sapa dan saling bergurau. Kemudian bermalam di Hotel Nirwana.
Paginya, rombongan diajak ke Museum Batik yang berada di Jalan Jetayu. Sesampai di museum batik yang diresmikan Presiden SBY, rombongan disambut pengelola museum. Dalam kesempatan itu, Mas Seno dan Mbak Ririn langsung terjun untuk menyambut.
Saat penyambutan, Mbak Ririn menyampaikan bila Museum Batik dulunya merupakan kantor peninggalan Belanda. Ditempat tersebut dijadikan sebagai kantor administrasi tebu.
Setelah merdeka, hak kepemilikannya diambil alih pemerintah. Lalu difungsikan sebagai kantor pemerintah, pernah digunakan Kantor Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda) Kota Pekalongan.
Sebagai museum batik, kata Mbak Ririn, gedung Museum Batik menyimpan koleksi batik dari berbagai daerah se-Indonesia. Bahkan umurnya, ada yang sudah ratusan tahun."Misalnya batik dari Bengkulu, ini umurnya sudah seratus tahun," terangnya.
Dalam kesempatan itu, Mbak Ririn menunjukan satu-persatu batik dari daerah di Indonesia. Ia juga menunjukan adanya perbedaan batik dari daerah satu dengan daerah lainnya.
Usai mengunjungi Museum Batik. Perjalanan dilanjutkan ke Home Industri Tobal Batik, yang berada di jalan Teratai 24.
Ditempat usaha batik yang dikelola Hj Fatchiyah A.Kadir, rombongan diajak untuk melihat proses produksi batik, dari kain putih sampai menjadi fashion.
Satu-persatu Bu Fat-sapaan akrabnya, menunjukan tempat pengecapan, serta menunjukan cara mengecap atau membatik. Sampai akhirnya menunjukan tempat penjahitan.
Dijelaskannya olehnya, bila Batik merupakan kekayaan bangsa yang harus dipertahankan. Olah karena Pemkot Pekalongan, dengan didukung seluruh warganya mengajukan kepada UNESCO untuk menetapkan batik sebagai warisan budaya bangsa Indonesia."Alhamdulilah usaha kami berhasil, dan nanti penghargaan batik sebagai warisan budaya bangsa Indonesia akan diberikan," terangnya
Puas ditempat Showroom Tobal Batik. Rombongan mempir ke Pasar Grosir Setono, ditempat itu langsung memborong pakaian. "Wah murah-murah ya...," kata Icha, salah satu rombongan yang ikut ke Pekalongan.
Dalam kesempatan itu, ia banyak membeli pakaian, baik untuk dirinya sendiri, untuk oleh-oleh orang tuanya maupun untuk oleh-oleh kawannya di kantor."Kalau ini (baju batik,red) untuk saya sendiri guna aktivitas di kantor," ucapnya kepada Radar saat mendampinginya di Pasar Grosir Setono.
Capek di Pasar Grosir Setono, rombongan mampir di Rumah Makan Puas. Ditempat itu, rombongan menikmati nasi kebuli, sate, nasi megono. "Wah enaknya. Tambah satu porsi lagi dong Mbak," ucap Arifin dan Wawan Setiawan, rombongan dari Radar Tegal.
Usai menikmati hidangan, rombongan langsung puas. Karena sangat menikmati kunjungan di Kota Pekalongan. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar