Kamis, 09 Juli 2009

Baru 4 Bulan, Sudah Rambah Pasar Luar Kota


MESKI usaha yang didirikan baru berumur 4 bulan. Namun sudah mampu merambah pasar luar Kota Pekalongan, yakni Semarang dan Jawa Barat. Bahkan kini lagi 'menjajal' untuk mengekspor ke luar negeri, rencanannya ke Malaysia.
Itulah usaha membuat baju muslim payetan dan bordir yang ditekuni Nabil Diab. Adik kandung Isteri Walikota Balgies Diab itu tertarik mendirikan usaha baju muslim payetan dan bordir, sebab usaha tersebut lagi booming. Namun bukan semata itu saja, yang utama karena Nabil Diab ingin menyalurkan hobinya dalam membuat baju muslim. "Sudah lama keinginan itu ada dalam hati saya. Namun baru realisasi 4 bulan yang lalu," ucapnya sembari menjelaskan, bila keluarganya 7 perempuan semua dan hanya dirinya yang laki-laki. Ketika membeli baju mesti dimusyawarahkan. Dari musyawarah itulah muncul kecintaan terhadap motif-motif baju.
Diantara produk baju muslim yang dibuat Nabil Diab berupa Abaya (gamis(, rok panjang, stelan rok and blus, dan kerudung bordir maupun kerudung payet. Harganya per unit mulai dari 60 Ribu, sampai yang tertinggi Rp 300 Ribu.
Modal usaha yang digunakan untuk mendirikan usaha, kata Nabil, sangat kecil sekali. Ia mempunyai filosofi, kalau usaha yang didirikan dari modal yang kecil maka akan menjadi besar."Kalau dari modal kecil kemudian menjadi besar, akan terasa nikmatnya. Makanya saya selalu memulai dari yang kecil," tandasnya.
Nabil menjelaskan, kain yang dipakai untuk baju muslim maupun kerudung mendatangkan dari Bandung. Kain yang dipakai adalah kain bahan halus. Hal itulah yang mungkin membedakan dengan baju muslim maupun kerudung ditempat lain. "Kami menggunakan bahan yang halus. Sehingga memberi rasa nyaman bagi pemakainya," ucapnya.
Selain memiliki keunggulan dari bahan kain yang halus, lanjut Nabil, keunggulan lainnya berupa pilihan motif yang banyak. Pembeli ditawari dengan motif-motif yang beragam. "Motif-motif itu saya yang bikin, bersama Isteri. Kami dalam membuat motif selalu mengikuti trend yang berkembang, dan menciptakan trend sendiri," ucapnya.
Untuk menggali inspirasi dalam menciptakan motif, akui Nabil, ia memanfaatkan segala media yang berhubungan dengan mode. Sebut saja majalah, internet serta surat kabar. "Setelah menemukan inspirasi, saya kreasi sendiri. Saya membuat satu model hanya dibikin satu motif," ucapnya.
Nabil menamakan usaha barunya NAB. NAB itupula yang digunakan sebagai merk dagang untuk baju muslim, dan kerudungnya. "NAB itu diambilkan dari nama saya Nabil Diab. Tujuannya untuk memudahkan menyebut nama," tandasnya.
Nabil mengaku, dari usahanya itu mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 15 orang. Sebagian besar dari Kota Pekalongan sendiri. Dengan begitu, telah mendukung program Pemkot dalam rangka meminalisasi jumlah pangangguran di Kota Pekalongan. (dur)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar