Jumat, 01 Mei 2009

Negara Besar Berbasis Kreativitas

PEMERINTAH harus lebih mengembangkan kreativitas sehingga perekonomian di Indonesia akan lebih maju. Hal itu juga dilakukan oleh negara-negara besar di dunia, yang menitikberatkan ke usaha kecil dengan treys mengembangkan kreativitas. Demikian disampaikan Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Adi Sasono saat menjadi pembicara seminar Nasional Batik Nusantara dengan tema ‘Membuka peluang pasar ekspor batik nusantara melalui peningkatan keunggulan competitive di tengah krisis global’ di aula Setkot Pekalongan, kemarin.Diungkapkan pria kelahiran Pekalongan tersebut, salah satu bentuk kreativitas lokal adalah batik. “Sudah diakui di dunia, batik merupakan produk kreativitas bangsa Indonesia sejak dulu. Sekarang ini, batik terus berkembang. Kalau dulu hanya digunakan untuk pakaian bawahan wanita, sekarang sudah berkembang menjadi pakaian atas dengan berbagai model. Dan ini harus terus dikembangkan,” ucapnya seraya menjelaskan kunci pemasaran produk lokal adalah dalam negeri.Diakui Mantan Menteri Koperasi itu, selama ini usaha kecil terbentur dengan pembiayaan untuk produksi perdagangan. “Dan ini harus menjadi perhatian pemerintah dan perbankan untuk membantu kesulitan pendanaan dengan terus menggelontorkan bantuan dana ke usaha kecil, sehingga perekonomian di Indonesia semakin maju lagi,” paparnya.Sementara, Deputi Menteri Negara Bidang Pembiayaan, Agus Muharam yang juga menjadi pembicara dalam seminar tersebut lebih menyorioti kebijakan stimulus dan program pemerintah dalam rangka mengurangi dampak krisis keuangan global.Diakui Agus, krisis keuangan global diawal krisis keuangan di Amerika Serikat. “Ada beberapa hal yang mempengaruhi krisis keuangan global, di antaranya seperti besar kredit macet lembaga pembiayaan internasional membuatnya kekurangan likuiditas. Sementara krisis keuangan di Indonesia diikuti turunnya harga jual saham, turunnya nilai tukar rupiah, terjadi rasionalisasi di perusahaan, banyaknya pengangguran, dan turunnya daya beli masyarakat,” ucapnya.Sementara pengaruh krisis keuangan global pada industri batik adalah turunnya permintaan luar negeri maupun dalam negeri, masuknya produk dari China dan Malaysia serta adanya batik printing ikut menggusur batik tradisional.“Atas berbagai dampak krisis keuangan global stersebut, Presiden mengeluarkan 10 arahan. Di antaranya, semua kalangan diminta tetap optimis dengan kebijakan yang tepat dan kerja keras akan dapat menumbuhnya perekonomian dan lain,” ucapnya. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar