Minggu, 07 Juni 2009

Batik Dapat Pengakuan UNSECO

UPAYA mengusulkan kepada UNESCO agar batik dijadikan sebagai warisan budaya dunia melalui proses panjang dan rumit. Karena harus memenuhi persyaratan dari badan dunia tersebut , di antaranya menyiapkan naskah akademik tentang batik memiliki masyarakat pecinta batik dan pemerintah mendukung usulan tersebut.Batik Indonesia yang diusulkan tersebut bukan motifnya melainkan nilai estetikanya yang sampai saat ini masih dipegang teguh oleh sebagian masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa terutama di Pekalongan.Setelah melalui perjalanan panjang, akhirnya UNESCO bulan Oktober mendatang akan menetapkan batik sebagai warisan budaya dunia, pemerintah dan masyarakat Indonesia harus bertanggungjawab untuk menjaga pelestarian dan keaslian karya budaya tersebut .Tentu saja kabar ini di sambut gembira oleh seluruh semua stekholder yang mengusung usulan batik sebagai warisan budaya dunia, seperti halnya yang diungkapkan Fathiyah A.Kadir Ketua Paguyuban Pecinta Batik ini merupakan kemenangan bagi Indoensia. “Ini menbanggakan karena kerja kera kita bersama, terutama pemerintah tidak sia-sia,” katanya.Selain Fathiyah, perajin batik juga menyambut suka cita hal ini, sebagaimana diungkapkan Rusdiyanto perajin Batik di kelurahan Banyurip Alit, sebab masyarakat dunia akan lebih mengenal batik. “Pengukuhan ini menjadi motivasi kita untuk lebih mengembangkan batik,” katanya. Menanggapi rancana dikukuhkanya batik sebagai warisan budaya dunia Wakil walikota Pekalongan H Abu Almafachir mengatakan, sudah sepantasnya batik ini di kukuhkan menjadi budaya Indonesia rencananya pengukuhan ini dilakukan di antara bulan September-Oktober. Diakuinya, batik sebagai warisan Indonesia, paling tidak membuktikan bahwa klaim batik oleh Malaysia tidak berpengaruh, menurut Abu Almafachir batik Malaysia berbeda dengan batik Indonesia dan batik Malaysia belum memenuhi unsur-unsur batik. “Meski mendapat pengakuan Unesco, tentu batik juga mendapatkan tantangan dengan larangan import batik Indonesia oleh Malaysia dan produk tekstil bermotif batik dari China,” katanya.Meskipun pihak asing mencoba merebut dan mencontoh Indonesia, namun kata wakil walikota dari pengalaman pribadi Iming-iming pengusaha Malaysia tidak mengoyahkannya.Dengan berbagai cobaan yang mendera pembatik Pekalongan, dengan adanya pengukuhan ini memang diharapkan akan membantu pengusaha batik yang mengekspor produksinya. Untuk menjaga pelestarian batik sebagai karya cipta budaya Ketua Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan Fathiyyah A.Kadir mengharap seluruh komponen warga kota Pekalongan untuk mempertahankan budaya diperlukan kekuatan ekonomi untuk mendukungnya. penetapan warisan budaya dunia dari UNESCO tersebut memiliki keuntungan yaitu masyarakat dunia akan mendukung warisan budaya tersebut.Namun, sebaliknya jika masyarakat tidak bertanggungjawab dan membiarkan kelestarian warisan budaya itu terancam maka dampaknya UNESCO dapat mencabut ketetapan sebagai warisan budaya dunia, tentu ini menjadi tantangan bagi kita yang tinggal di kota batik dunia. (dur)